Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

MAlaikatpun Ikut Bertasbih

Dan Malaikat pun Bertasbih" Karya Adhin Busro Tahun 2008 di kampung Pamahan Bogor, di sebuah rumah kontrakan yang terkesan rumah rusak hiduplah sepasang suami istri. Zul nama suaminya. Pagi itu pas tanggal 1 pas gajian, bertepatan hari minggu sehingga Zul libur dari aktifitas pekerjaan sebagai sales lapangan. Subuh sudah lewat ditandai ayam yang sudah tidak berkokok lagi. Angin sepoi sepoi mulai menyapa pagi dengan lembut. Zul duduk di teras kontrakan sambil menyeruput kopi buatan istrinya. Terasa hangat dan nikmat tenggorokannya menikmati kopi tubruk kesukaan Zul. Kontrakan Zul berada di kampung sehingga suasananya persis di kampung halamannya di jawa tengah. Dengan kursi plastik berwaran biru tua bekas omnya Zul duduk bersandar menikmati pemandangan pagi. Di dekat teras rumah kontrakan Zul terdapat tempat pembuangan sampah sementara. Terlihat beberapa pemulung sedang mengais rezeki di pagi itu. Memang bau cukup tidak enak, namun sudah biasa bagi Zul dan istrin

SEDEKAH MEMBAWA BAROKAH

Sedekah adalah memberikan sebagian harta kepada seseorang yang ukurannya tidak ditentukan. Sedekah bagaikan pohon yang selalu disiram hinggan berbuah yang subur, begitupun manfaatnya dapat membawa keharmonisan dan rezeki yang terus mengalir. Dengan sedekah tidak akan membuat  kita menjadi miskin, seperti pada sabda Rasulullah di bawah ini. Sabda Rasulullah: “tidaklah harta itu berkurang disebabkan oleh sedekah”. (Riwayat Muslim).        Sedekah semata-mata tidak hanya berkaitan dengan materi saja. Sebab, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “setiap amal yang baik adalah sedekah”. Maka, sedekah sesungguhnya identik dengan amal kebajikan. Bahkan Rasulullah SAW pun menyatakan senyum kepada saudaramu adalah sedekah.        Sedekah sangat dianjurkan karna sifat alamiah manusia yang memang sangat sulit berbagi, apalagi menjadi dermawan. Sebagian orang berpikir bahwa, jangankan untuk memberi kepada orang lain, untuk diri sendiri saja masih susah/kurang. Itu sebabnya banyak ora

Kisah Si Dermawan yang Dicaci

Kisah Si Dermawan yang Dicaci Dalam konteks kehidupan kekinian yang serba materialistis, adagium penting soal kedermawanan yang sering dikutip banyak orang yaitu “ Jika Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu ” sepertinya menjadi barang langka dalam kehidupan nyata. Yang terjadi malah sebaliknya, mereka berlomba-lomba memberikan derma demi sebuah harapan popularitas semata. Namun, kisah berikut ini mungkin bisa menjadi kisah menarik yang bisa diambil hikmah terbaiknya. Tersebutlah disana, di sebuah kampung kecil, terdapat 2 orang bernama Haji IMRON dan Haji R AIS . Kediaman mereka berdekatan sekali sehingga mereka sering ngobrol bersama. Walau rumah mereka berdekatan tapi nasib mereka berbeda cukup jauh. Haji Imron dikenal sebagai warga yang cukup kaya karena memiliki warisan sawah yang cukup banyak dan luas. Sementara Haji Rais hanyalah petani biasa yang sederhana.

KISAH TUKANG TAMBAL BAN

Seorang Tukang tambal ban. Lima tahun yang lalun seringkali terkena obrakan, sebab lapaknnya atau tempatnya berada di tepi jalan. Suatu ketika, di pagi hari, ada seorang temannya yang mampir ke tempatnya. Ketika mereka asyik berbicara, tiba-tiba seorang pengemis berdiri meminta. Si Tukang tambal ban merasa terganggu dengan kehadiran pengemis tersebut. Dia menolaknya, dan pengemis itupun berlalu. Demikian berturut-turut hingga ada beberapa pengemis yang selalu ditolaknya. Kawannya bertanya. “Disini banyak pengemis yang datang ya?.” “Wah, kalau dituruti, sehari bisa puluhan orang. Saya selalu menolak mereka. Buat apa mengajari orang malas.” Kata si Tukang tambal itu. Kawannya diam sejenak. Lalu berbicara, “Kalau boleh menyatakan, sebaiknya jika ada pengemis jangan ditolak. Meskipun seratus perak. berikanlah kepadanya!.” Si tukang tambal ban tersenyum kecut dan menanggapi dengan sikap dingin. “Pengemis sekarang bukanlah orang yang benar-benar miskin. Di daerahnya, merek
Kisah Nyata: Dikira Pengemis oleh Pengurus Masjid, Ibu Tua ini Justru Sumbang Jutaan Rupiah untuk Masjid. Kisah nyata ini bersumber dari  Saptuari Sugiharto   yang ia dapatkan dari Ustad Luqman, Seorang ibu tua dengan kain jarik datang ke sebuah masjid usai jumatan, panitia dan takmir sedang berkumpul sambil duduk menghitung uang hasil infak jamaah hari itu. Ketika ibu itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, salah seorang dari mereka berdiri, mendekati ibu itu sambil berkata,  “maaf bu, disini tidak menerima sumbangan..” Ibu itu membuka lipatan kain jariknya, mengeluarkan uang berwarna merah, biru, merah, biru, merah, biru.. berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata, “Maaf nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan masjid ini.. Ini uangnya mohon diterima..” Seketika para takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah ibu itu.. Salah tingkah dan menahan malu… Dari kisah tersebut diatas tentunya kita bisa mengambil pelajaran supaya kita jangan

Kisah Tentang Keajaiban Sedekah Ini Sungguh Bikin Trenyuh dan Menitikkan Air Mata

KISAH ini datan Setelan entri gnya dari seorang sahabat. Sang sahabat tersebut merasa bersyukur setelah bertemu sang pengemis ini.Sang sahabat yang bernama Budiman menceritakan awal kisahnya bertemu dengan sang pengemis yang membuat 'tamparan' pada hatinya hingga tersadar dan akhirnya bersyukur kepada Allah SWT. Dikutip melalui laman kabarmakkah, Budiman yang menceritkan kisahanya itu, berawal pada suatu sore ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja untuk kebutuhan rumah tangga bulanan di toko swalayan.Usai membayar, mereka pun membawa sejumlah tas plastik belanjaan.Baru saja keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, “Beri kami sedekah, Bu!”Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu menyodorkan selembar uang kertas berjumlah Rp 1000.Wanita pengemis itu menerimanya. Namun, ketika tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, wa